Bagi mayoritas masyarakat Indonesia, melakukan pergi Haji adalah sebuah impian terbukti dengan panjangnya antrian haji, Oleh karena itu banyak masyarakat untuk berangkat umroh terlebih dahulu. Apa perbedaan haji dan umroh? ibadah haji merupakan ibadah wajib yang dilakukan di bulan Dzulhijjah, sedangkan umroh adalah terletak di kelengkapan ritual dan waktu pelaksanaannya. Umroh dapat dilaksanakan kapan saja dan hanya di Mekkah (sekitaran Masjidil Haram dan Ka’bah saja), sedangkan haji hanya dapat dilaksanakan antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
Umroh, atau biasa disebut haji kecil, adalah kegiatan ibadah dalam agama Islam yang dilakukan dengan beberapa ritual di kota suci Makkah, khususnya Masjidil Haram. Bagi jemaah dari Indonesia, umroh bisa jadi pilihan utama sembari menunggu antrian haji yang cukup panjang. Calon jemaah, khususnya kalangan muda, yang baru pertama kali berangkat ke Tanah Suci, biasanya bertanya-tanya hal apakah yang harus dipersiapkan sebelum berangkat umroh. Nah, untuk kamu yang ingin umroh ternyaman dan terbaik. travelumrohhajiku.com adalah pilihan yang tepat, apalagi jika kamu berangkat di bulan desember akan ada paket umroh desember.
1. Mengetahui Musim di Arab Saudi
Di Arab Saudi hanya terdapat dua musim, yakni panas dan dingin. Meski mirip dengan Indonesia, terdapat perbedaan dari segi kelembaban yang menyebabkan di Arab sangat jarang sekali hujan.
Dua kota yang tentunya disinggahi oleh para peziarah dari Indonesia adalah Makkah dan Madinah, yang memiliki sedikit perbedaan suhu karena letak geografisnya. Kalau kita sudah mengetahui suhu dan musim di sana, kita bisa menyesuaikan dan mengantisipasi dengan membawa perlengkapan untuk kenyamanan kita selama di Arab Saudi.
2. Menjaga Kesehatan
Tata cara umroh banyak yang membutuhkan kekuatan fisik, seperti tawaf (keliling Kabah) sebanyak 7 kali dan sai (berlari kecil dari Safa ke Marwah) 7 kali. Jarak tempuh tawaf sangat bergantung pada kedekatan jemaah dengan Ka’bah yang menjadi pusat pengitaran, mulai dari 200 meter seputaran (1.400 meter untuk 7 putaran) dan semakin jauh dari Ka’bah semakin jauh jarak tempuh. Lalu, jarak antara Shafa ke Marwah sekitar 450 meter, sehingga perjalanan tujuh kali berjumlah kurang lebih 3,15 kilometer. Jadi, tawaf dan sai adalah perjalanan total minimal 4,55 kilometer ditempuh dengan jalan kaki.
Kemudian, selain beribadah di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi, biasanya ketika jamaah ke Tanah Suci juga sekaligus berziarah ke tempat lainnya yang terletak di kota berbeda, seperti Masjid Al Aqsha dan Gunung Jabal Nur. Oleh sebab itu, kesehatan fisik sangat penting saat kita berada di Tanah Suci.
3. Membawa Keperluan Pribadi
Kalau kita sudah mengetahui gambaran kondisi suhu, musim di Tanah Suci, kita bisa mengantisipasi dengan membawa keperluan pribadi seperti obat-obatan, perawatan tubuh dan pakaian yang sesuai. Kalau kita tidak terbiasa dingin dan gampang masuk angin terutama di malam hari, kita bisa membawa minyak angin atau jamu penghangat tubuh.
Kemudian, karena keadaan udara di Arab yang kering, jemaah terutama yang wanita perlu membawa lotion untuk menjaga kelembaban kulit. Selain itu, untuk wanita harus menggunakan pakaian sopan dan tertutup. Masker penutup wajah diperlukan untuk menjaga pernapasan terutama saat bepergian ke luar saat ada angin kencang yang bisa membawa pasir.
4. Mengetahui Aturan di Arab Saudi
Terdapat sejumlah aturan terkait kesopanan di negara Islam ini, yang terangkum dalam Piagam Kesopanan Umum (Public Decorum Charter). Secara umum seperti dikutip dari visitsaudi.com, semua orang harus berpakaian sopan dan wanita harus menutupi bahu dan lutut di tempat publik. Di tempat umum, orang juga tidak boleh bermesraan serta menggunakan bahasa kasar atau menunjukkan gaya tubuh yang tidak sopan.